Siapa yang tak kenal dengan wajah cantik, rambut pirang, tubuh ramping dari wanita bernama Barbie ini. Ya, dia hanyalah boneka, namun bagi sebagian orang, boneka ini menjadi idola dan standar kehidupan mereka. Banyak wanita yang bermimpi bisa memiliki wajah cantik, tubuh ramping, terkenal dan memiliki pasangan tampan seperti Barbie. Hal ini pernah dialami seorang model international bernama Tonya Ruiz.
Tonya kini berusia 43 tahun dan seorang ibu bagi 4 orang putra putri. Tonya mendapatkan barbienya pada umur 3 tahun. Sejak itu, obsesinya adalah bertumbuh menjadi seperti Barbie. Dan hal itu bisa diwujudkannya. Pada umur 16 tahun, Tonya berhasil menjadi seorang model.
Pada usia yang masih muda, Tonya menandatangani kontrak dengan sebuah perusahaan modeling di Beverly Hills. Sejak itu, karirnya melejit dengan cepat. Segera wajahnya menghiasi berbagai majalah fashion di Paris, Tokyo, dan Milan yang merupakan pusat mode dunia.
Namun dalam pencapaiannya itu, Tonya tidak mendapatkan semua yang diharapkannya.
"Ada pria-pria yang pekerjaanya hanya mengejar-ngejar para gadis model. Banyak obat-obatan terlarang yang ditawarkan. Bahkan banyak para model ini yang mengalami penyimpangan pola makan karena mereka tidak perduli dengan diri mereka. Mereka hanya perduli dengan uang, keserakahan menguasai mereka. Modeling adalah bisnis yang brutal, ini adalah sisi gelap dari dunia modeling."
Tonya mengalami masa-masa gelap dalam dunia modeling selama berbulan-bulan saat dia berada di luar negeri. Tekanan pekerjaan yang menuntut kesempurnaan dan kerasnya persaingan diantara model-model untuk mendapatkan pekerjaan membuatnya melarikan diri kepada kokain dan minuman keras.
"Saat itu saya mulai merasakan kekosongan. Saya mulai mempertanyakan banyak hal dalam hidup saya. Dengan mengkonsumsi hal-hal itu, membuat saya sedikit merasa lega."
Tonya mulai mengisi hari-harinya dengan pesta dansa, makan dan minum-minum. Akhirnya hal itu membuat dirinya gemuk, sebuah hal tabu dalam dunia modeling.
"Agen saya berkata, ‘kamu tampak kelelahan, kamu tampak gemuk.' Jadi saya mulai berdiet. Saya tidak ingin dipulangkan. Saya lakukan apa saja untuk bisa tetap jadi model, termasuk diet habis-habisan."
Tekanan untuk menjadi kurus membuat diet Tonya berubah menjadi bulimia. Dengan tinggi badan 167, berat badannya hanya 52 kg. Tonya melakukan segala hal untuk membuatnya bahagia, tetapi Tonya tidak mengalami kebahagiaan. Akhirnya pada umur 18 tahun, Tonya memutuskan untuk pulang kerumah untuk mengucapkan selamat tinggal pada keluarganya. Tonya memutuskan untuk bunuh diri.
Pada hari Tonya pulang ke Kalifornia, seorang teman mengundangnya menghadiri sebuah konser musik rock. Yang tidak diketahui Tonya adalah ini konser musik rock Kristen.
"Setelah konser musik selesai, seorang pendeta berdiri dan berkotbah. Dia mengambil ayat Yohanes 3:16, dan bertanya ‘apakah Anda disana merasa hidup begitu kosong?' Saya sempat tidak percaya, saya pikir teman saya yang memberitahu pendeta tersebut, karena saya benar-benar merasa kosong saat itu."
Hari itu, Tonya mengambil keputusan penting dalam hidupnya. Dia menerima Yesus sebagai Tuhan dalam hidupnya dan seluruh kehidupannya di ubahkan total.
Tonya meninggalkan dunia modeling dan mulai melihat dirinya dengan cara pandang Tuhan. Hari ini Tonya membagikan pengalaman hidupnya pada gadis-gadis muda yang mengalami sindrom yang sama sepertinya. Sebagai seorang Barbieologist Tonya membagikan bahaya dari mengidolakan boneka Barbie serta mengajarkan untuk menghargai diri mereka sebagaimana adanya.
"Saya bertumbuh di balik bayang-bayang karakter boneka Barbie. Saya tidak ingin anak-anak saya bertumbuh dengan mengejar impian untuk menjadi seperti Barbie, model, atau apa yang dikatakan tv tentang definisi kecantikan."
Seperti Tonya, Tuhan menjadikan setiap pribadi unik dan sempurna menurut pandangan Tuhan. Tidak seorangpun diciptakan untuk menjadi tiruan atau jiplakan dari orang lain. Untuk itu pastikan Anda hidup dalam kepenuhan didalam Tuhan. Ingatlah, Anda diciptakan original, jangan mati sebagai tiruan.
Sumber : Solusi life/VM